Rabu, 13 April 2016

Menulis

Hari ini cuma pengen menulis. Apapun hanya ingin ditulis. Entah apa yang akan disampakan, Setidaknya aku belajar lagi untuk berbagi pikiran. Meringankan beban. Karna kadang permasalahan itu nggak tau penyebabnya. Tapi hati gundah gulana. Semrawut tak tentu arah.


Tentang sejarah kehidupan yang Allah ta'ala kasih kesempatan ini kepada saya. Serasa ditampar langsung untuk segera sadar bahwa Allah ta'ala sayang banget sama saya. Ia banyak banget ngasih nikmat dan kesempatan kepada saya. Tapi saya makhluk lemah, banyak kesempatan itu nggak dimanfaatkan dengan baik. Saking lemahnya, terlalu lama asyik dengan kehidupan yang nggak bermanfaat sama sekali. Brsyukur Alhamdulillah, rasa sesal yang teramat dalam membuat saya merasa diberi jalan kembali untuk membuat jalan yang baru. Biarlah history perjalanan kemaren menjadi sebuah perjalanan pembelajaran. Aku berasa ditampar berkali-kali untuk sadar betul bahwa nikmat dan karuniaNya banyak. Nggak pantas lagi sekarang untuk mengeluhkan apapun. Pun itu mengeluhkan jodoh yang masih dinanti. Nggak boong sama diri sendiri kalo memang saat ini sering galau tentang teman hidup. Sekarang saya yakin seyakin yakin nya, nggak ada waktu lagi untuk mengeluhkan itu. 


Nikmat berteman, bersaudara, nikmat berkumpul bersama teman. Nikmat berorganisasi, membicarakan sebuah agenda untuk diri sendiri, untuk masyarakat, untuk ummat. Berjam-jam betah di markas, hanya sekedar membicarakan hal-hal lucu dan nggak penting.

Saya rasa semua orang punya riwayatnya masing-masing. Entah perjalanan dia yang selalu mulus, yang terlihat sempurna dan dimudahkan. Misal ia seorang yang cantik, kemudian di kuliah memiliki nilai IPK membanggakan, lanjut lulus keterima dengan mudah sekolah keluar negeri. Kemudian dipinang dengan seorang pria idaman banyak wanita, memiliki anak yang lucu dan mengemaskan. Waw Subhanallah. Cerita sesempurna itu pun ternyata Allah ta'ala menyisipkan sebuah bumbu kehidupan untuk dinikmati. So, jangan merasa paling nelangsa. In Sha Allah, Allah ta'ala selalu memberikan jalan kemudahan bagi dia yang mau mendekat, bertaubat dan memperbaiki diri. Dalam Qur'an nya mengatakan, "Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa" Allah tidak akan membebankan sesuai dengan kemampuannya. 

Selasa, 29 Maret 2016

Gendut atau Kurus Bukan Penghalang CINTA

Barusan, saya habis keliling kamar santri. Kegiatan rutinitas sore di asrama yaitu konseling. Biasanya ngunjungin tiap kamar yang ada orangnya. Entah dia hanya sedang berduduk-duduk santai, tidur sambil ngelamun, atau mondar-mandir di lorong asrama, ada juga yang lagi duduk-duduk bikin lingkaran kecil sambil ngobrol ngaler ngidul. Nah tadi sore kebetulan nggak banyak santri yang lagi duduk manis di kamar, kebanyakan mereka lagi beraktivitas mandiri, bisa mandi sore, jajan sama kawannya, ada juga yang lagi ekskul. Kemudian saya mengetok salah satu kamar yang tertutup, beberapa detik dibuka sama santrinya. Dia seorang diri baru selesai mandi. Mungkin tadi dikunci karena dia baru nyelesein urusan abis mandinya itu. Singkat cerita saya memperhatikan dia yang lagi ngeringin rambut pake anduknya. Anak kelas tujuh (santri paling bontot di asrama). Singkat cerita tiba-tiba muncul kalimat begini dari mulut saya: "Bunga, (nama samaran), kok kamu putih banget?". "Hehe, ummi bisa aja" celetuknya. Kemudian dari percakapan itu akhirnya kita bincang-bincang, dari posisi mondar-mandir dia kemudian memilih duduk di samping saya.

Awalnya, saya menanyakan apakah dia asli orang Kuningan, dia jawab "ia ummi, aku asli Kuningan, Bapak dari Tasikmalaya, sedang Ibu dari Lampung. Ibu itu sipit putih kaya cina". Pemaparannya. Tapi sekarang katanya Ibu udah nggak putih lagi. Dia nambahin. Singkat cerita, Ibu nya yang putih dan Ayahnya yang item (kata dia) melahirkan tiga orang anak dengan keturunan putih semua. Waaw, batin gue bilang kalo faktor partner pasangan tuh ngaruh banget buat keturunan kita. Otomatis, gue refleks ngeliat diri sendiri, item. Apalagi pas disandingin sama kulit si Bunga ini. jauh men buat ukuran para ledies, hehehe. Ini yang membuat gue terkejut. Dia bilang dengan gaya anak-anak: "Kata Ayah, Bunga ini cantik, putih, cuma idungnya aja yang agak pesek. Tapi buat apa kalo cuma cantik tapi akhlaknya nggak baik". Subhanallah.Saya sedikit terkejut ngedenger ucapan itu. Nggak sampai disitu, obrolan kita merambat ke yang lain, tiba-tiba saya nyeletuk gini, "duh, ummi item banget yah. Gara-gara suka motoran nih jadi tangannya item". "Ih ummi bersyukur, ummi itu kulit Indonesia asli, kalo putih kaya gini bukan kulit Indonesia". Jreng! gue dinasehatin sama anak kecil. Terus dilanjut lagi, gue bilang gini, "ummi gendut ya.." curhat banget ya. hihihi. Eehh ni anak ngomong lagi. "ummi tau gak, gendut atau kurus itu bukan penghalang cinta". Masya Allah gue terkaget lagi ucapan dia yang ketiga ini. "Bahkan sekarang, aku perhatiin, cowok tuh suka nya sama perempuan yang gendut-gendut" dia nambahin. Nah ucapan yang ini bikin gue sedikit tersenyum. (hahaha :D). "Kok kamu bisa ngomong gitu sih", gue nimpalin. Dia jawab "Iya, soalnya paman aku aja nikahnya sama cewek gendut, tapi cantik.." Hahahahahha... kita berdua ketawa bareng.

Gue gak abis fikir bahwa kedewasaan seseorang itu nggak bisa dicover sama umurnya. Semakin banyak umur belum tentu punya fikiran sebijak itu. Dan ternyata, cara berfikir dia banyak dipengaruhi oleh kedua orang tuanya. Dia bilang kalo ayahnya sering nasehatin dia kaya gitu. Jadi nambahin lagi nih kesimpulan, Kalo cari pasangan, cari yang bijak juga. Hihihi.

Thankyou Bunga,, Kamu sedikitnya udah ngasih sentilan buat ummi untuk tidak sibuk memperindah fisik, tapi yang penting itu akhlak. MasyaAllah ini nasihat yag klasik tapi serius lho. Nggak akan ada cowok yang mengelak mengatakan "Perempuan dengan akhlak baik, akan lebih cantik daripada dia yang berparas cantik tapi berakhlak jelek" semua cowok normal akan setuju kalimat ini. Iya gak?! Hehehehe

Sabtu, 19 Maret 2016

absurd

Setelah beberapa episode kehidupan dijalani, tak menyempatkan untuk bercerita.
Tapi entah hari ini hati tak menentu. Galau. Gundah gulana. Sedih tanpa alasan.

Minggu, 21 Februari 2016

uhuuuuyyyy,,,,,, Nulis lagi! udah lama gak nulis disini, walau masih sering buat catetan kecil di handpone,, but lumayanlah masih bisa menyimpan kisah. oke next time diluangkan untuk bisa menulis disini lagi.

Tema malam ini agak random, dari cerita horor tentang 'mantan' sampai kisah tokei yang nyelusup masuk kamar asrama sampai berita relationship seorang teman lama semasa kuliah dengan kakak tingkat yang sering ngasistenin kami. (oke bahasanya kurang baik, harap maklum sekarang menunjukan pukul 23.36 waktu indonesia bagian barat). lanjuut lagi. satu kata untuk malam hari ini. GUE PATAH HATI. aelah dari dulu bahsanya itu gak ganti2. Yes of course! sebelum ada yang bener2 meminang mungkin kata ini belum berubah menjadi berbunga-bungaaaa.

Satu hal pelajaran penting buat hari ini, dan sepenggalan perjalanan hidup saya, bahwa jodoh itu gak pernah ada yang tahu. begitu pula dengan cerita dan kisah yang sudah Allah goreskan di bukuNya. Manusia kecil seperti saya hanya sebatas mampu menerima kenyataan bahwa kita bukanlah apa2 yang bisa memaksakan kehendak untuk terjadi sesuatu yang baik buat diri ini. Cobalah mulai saat ini merenungi setiap langkah dan ucap tiap hembusan nafas ini bergulir. Sebelum semuanya habis diambang pintu masa lalu yang sudah hilang. because menyesal tiada gunaaa.....